Senin, 09 April 2012

Analisa Kasus Pegadaian

JAWAB :
1. Analisis Makro dari Pegadaian :
Lingkungan makro Pegadaian meliputi factor-faktor :
• Demografi
Secara Demografi konsumen atau nasabah dari Perum Pegadaian diperuntukkan dari kalangan menengah ke bawah, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk kalangan atas namun saat ini lingkungan demografi yang menjadi target konsumen Pegadaian adalah masyarakat menengah ke bawah, Berdasarkan Pakar Ekonomi yaitu Prahalac, menyatakan 40% perekonomian di dunia adalah masyarakat ekonomi kecil dan mikro, hal ini mengisyaratkan bawah perekonomian terbesar adalah pada level menengah ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa betapa besarnya peluang untuk meraih pangsa pasar kelas menengah ke bawah.
• Ekonomi
Dengan akan disahkannya undang-undang pergadaian oleh pemerintah, hal ini merupakan ancaman jika pihak luar akan menjalankan bisnis gadai. Untuk itu Pegadaian harus menciptakan POD (point of different) agar Pegadain tidak mudah ditiru oleh pihak asing atau menciptakan sesuatu yang berbeda dari pesaing.
• Sosio-Kultural
Bahwa Pegadaian saat ini masih dipandang sebagaian orang dengan rasa malu untuk menggadaiakan barangnya, terutama pada kultur budaya Jawa yang dengan sikap ewuh pekewuh ini menjadikan hambatan masyarakat tidak mau menggunakan jasa Pegadaian. Hal ini merupakan tantangan bagai Pegadaian untuk merubah citra yang semula merupakan tempat yang dianggap malu untuk mengambil kredit harus dirubah menjadi lembaga yang dinamik dan menjadi patner
• Alam
Bahwa kondisi alam yang terjadi di beberapa tempat adanya gempa dan tsunami menjadikan kondisi dibeberapa tempat harus diwaspadai agar barang jaminan yang diagunkan di Pegadaian tetap aman.
• Teknologi
Peran teknologi informasi mengharuskan Pegadaian harus segera on line, mengingat tuntutan nasabah yang semakin komplek harus diantisipasi oleh perbaikan layanan yang salah satunya adalah dengan penyempurnaan di bidang teknologi informasi.
• Politik-hukum
Untuk lingkungan Politik dan hukum sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian secara nasional, sehingga keadaan ekonomi dari pengaruh politik dan hukum tadi akan mempengaruhi kebijakan pemerintah. Meskipun dampaknya secara tidak langsung hal ini juga perlu dicermati

2.Lingkungan makro tersebut akan mempengaruhi pengambilan strategi pemasaran

Keputusan strategi pemasaran harus berdasarkan interaksi elemen Strategic Triangle (3 C’s) dan faktor lingkungan. Adapun keputusan strategi pemasaran, yaitu:

1. Where to compete, keputusan dalam memilih pasar sasaran tepat bagi Pegadaian, kemudian mencari konsumen yang seperti apa yang membutuhkan jasa Pegadaian dan dimana Pegadaian akan beroperasi;
2. How to compete, keputusan bagaimana perusahaan merespon persaingan, memilih aktivitas pemasaran yang tepat pada pasar sasaran dan berbeda dari pesaingnya;
3. When to compete, keputusan kapan waktu yang tepat dalam merespon persaingan. Keputusan pemilihan waktu ditentukan berdasarkan:

  • Market knowledge. Pengetahuan mengenai kapan kondisi pasar yang paling menguntungkan, Pegadaian telah membidik pasar kecil dan mikro, untuk itu maka Pegadaian harus mengetahui karekteristik kebutuhan dan keinginan dalam segmen pasar mikro dan kecil;
  • Competition. Keputusan berdasarkan posisi perusahaan dalam persaingan, Pegadaian saat ini sebagai pemimpin pasar dalam gadai dan jumlah pesaing potensial akan bermunculan saat undang-undang gadai di luncurkan;
  • Company readiness, Kesiapan perusahaan dalam menghadapi persaingan, berdasarkan informasi internal yaitu kelemahan dan kekuatan perusahaan

3. Bagaimanakah kita menggambarkan profil konsumen sasaran PT. Pegadaian
Bahwa profil konsumen di Pegadaian yang terbesar adalah pada jasa gadai (KCA) kredit cepat aman dengan pinjaman rata-rata antara Rp 150.000 s.d. 20.000.000,- sedangkan untuk usaha lain juga merepresentasikan konsumen untuk masyarakat menengah ke bawah. Kelompok masyarakat menegah kebawah ini masih merupakan konsumen Pegadaian, mengingat sejarah misi Pegadaian yang lama yaitu membantu masyarakat kecil agar sejahtera
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen Pegadaian untuk memakai Produk Pegadaian adalah :
  • Konsumen Pegadaian menganggap Pegadaian merupakan tempat yang aman untuk menjaminkan barang dan memperoleh kredit.
  • Pelayanan yang dilakukan oleh Pegadaian cukup cepat yaitu dengan motto pelayanan 15 menit. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Pegadaian ingin pelayanan yang cepat
  • Kemudian konsumen menghendaki proses pengambilan kredit secara mudah dan tidak berbelit-belit.
  • Segmen kalangan terbanyak adalah ibu-ibu rumah tangga
  • Kegiatan usaha konsumen rata-rata adalah pedagang

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan Pegadaian adalah:
  • Jaringan Pegadaian (kantor cabang) tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan ada dimana-mana, Produk gadai masih menjadi produk yang paling besar dalam kontribusi usaha Pegadaian.
  • Bunga Pegadaian masih cukup murah sehingga Pelanggan Pegadaian masih dianggap murah.
  • Kebanyakan konsumen yang mengambil produk jasa gadai dengan pinjaman antara Rp 500.000,- s.d. Rp 20 juta. Hal tersebut merepresentasikan kelompok masyarakat menengah ke bawah.


4. Menggambarkan profil persaingan yang dihadapi oleh PT. Pegadaian
Bahwa pesaing yang dihadapi oleh Pegadaian adalah :
  • Perbankan yang menjalankan bisnis gadai melalui system syariah (danamon syariah, Mega Syariah, Bank Jabar Banten syariah, Bank BTPN, BNI Syariah, BRI Syariah, dll)
  • Lembaga pembiayaan (finance) atau lembaga pembiayaan sector kendaraan bermotor, elektronik dan lain-lain
  • Bank Perkreditan Rakyat,
  • Baitul Mall Watamil (BMT),
  • Koperasi simpan pinjam
  • Lembaga kredit pedesaan.
  • Toko Emas yang melaksanakan jasa gadai emas

Berbagai cara pesaing-pesaing Pegadaian menjalankan usahanya karena bisnis gadai diperkirakan memiliki resiko yang kecil karena barang jaminan yang bernilai seperti emas dapat dicairkan dengan cepat. Namun hal ini perlu diwaspadai mengingat pesaing yang ada saat ini berani mengeluarkan kredit tanpa agunan, dengan proses yang lebih cepat dan bunga yang murah. Pegadaian harus menciptakan produk yang mudah dan murah namun tetap mengedepankan aspek resiko yang dihadapi. Mengingat ketatnya persaingan untuk memperebutkan pada pangsa pasar menengah kebawah ini maka Pegadain harus menggunakan differesiasi dan mengedepankan customers added value atau pertambahan nilai yang diperoleh oleh pelanggan. Selain itu Pegadaian harus menerapkan strategic alliance kepada perbankan yang memiliki modal murah untuk diputar dalam bisnis Pegadaian. Rekayasa financial atau financial engginering akan menghasilkan produk yang bervariatif dan inovatif dalam merebut pangsa pasar menengah ke bawah sehingga nasabah tidak beralih ke pesaing

5. Apakah strategi-strategi pemasaran yang telah diambil Pegadaian
  • Pegadaian merubah visi yaitu pertama mengutamakan bisnis utama gadai diganti menjadi menjadi champion dalam usaha gadai dan fiducia. Hal ini tentunya berdampak pada segmen pangsa pasar yang dilebih besar lagiyaitu dengan menciptakan berbagai macam produk sehingga konsumen dapat memilih kesesuaian antara kebutuhan dengan produk di Pegadaian. Seperti Kreasi (kredit angsuran system fiducia), Krasida (Kredit angsuran system gadai), Krista (kredit usaha rumah tangga), Kucica (Kiriman uang cara instan cepat dan aman), Arrum (kreasi dengan system syariah), MULIA (murabahah logam mulia investasi abadi), Jasa titipan, Jasa taksiran, Kresna (kredit serba guna), jasa sewa gedung, balai lelang,
  • Pemasaran yang telah dilakukan melalui iklan dengan menyewa endoserment Dude Herlino dan Krisdayanti. Hal tersebut dimaksudkan untuk merubah mindset Konsumen bahwa Pegadaian semakin dinamis untuk kalangan eksekutif muda serta untuk mendongkrak peningkatan citra. Dengan penggunaan endorsement ini Pegadaian selain mengincar segmen menengah ke bawah juga ingin mendekatkan diri pada kalangan yang atas (flexible)
  • Strategi yang digunakan juga dengan melakukan penetrasi pasar yaitu membuka unit pelayanan cabang (UPC) di pasar-pasar dan central-central keramaian. Hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan pada konsumen dan untuk kota yang cenderung metropolis sangat memudahkan nasabah dalam mengakses ke Pegadaian, karena tingkat kemacetan di kota hal ini menjadi pertimbangan untuk lebih dekat ke pusat-pusat keramaian.
  • Untuk personal selling Perum Pegadaian terus melakukan sosialisasi produk baru atau produk usaha lain ke para pegawai agar menjadi internal branding sehingga mampu menjelaskan produk yang dimiliki oleh Pegadaian. Untuk penguatan internal branding tersebut, Pegadaian juga menerapkan standar nilai budaya perusaan Intan (Inovatif, Nilai moral tinggi, Terampil, Adi layanan dan Nuansa citra).
  • Mengingat dalam bisnis gadai, Pegadaian masih menjadi pemimpin di kelasnya sehingga banyak lembaga kredit yang ingin menirunya (dimana ada Pegadaian pesaing berusaha untuk mendirikan usaha di dekatnya) untuk itu Pegadaian mengedepankan jargon ‘mengatasi masalah tanpa masalah’ serta mengedepankan pengalaman / memiliki tenaga yang terampil dalam usaha gadai hal ini agar lebih dipercaya oleh konsumen dan menimbulkan benak konsumen kalo punya barang bernilai ingin kredit Pegadaian agar menjadi pilihan prioritas utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar